Asal Usul Tahu Tek dan Sejarah Kuliner di Baliknya!

Wisatarakyat.com – Di tengah deretan kuliner khas Jawa Timur yang begitu beragam, Tahu Tek hadir sebagai salah satu hidangan kaki lima yang berhasil mencuri hati banyak penikmat makanan tradisional. Meski tampil sederhana dengan bahan-bahan yang merakyat, sejarah dan cita rasa dari makanan ini menyimpan narasi budaya yang patut diangkat ke permukaan.
Lebih dari sekadar sajian tahu goreng yang disiram bumbu kacang, Tahu Tek merupakan simbol bagaimana masyarakat Surabaya menciptakan makanan dari hasil adaptasi zaman, kreativitas lokal, dan kebutuhan sehari-hari. Tak heran jika kehadiran Tahu Tek di setiap sudut kota mampu menciptakan nostalgia bagi mereka yang merindukan rasa khas kampung halaman.
Mengupas Jejak Historis di Balik Tahu Tek
Tahu Tek dipercaya mulai dikenal di kalangan masyarakat Surabaya sejak awal abad ke-20. Kuliner ini lahir dari kebutuhan masyarakat urban untuk menikmati makanan bergizi, murah, dan mudah ditemukan. Nama “Tahu Tek” sendiri muncul bukan karena bahan dasarnya, melainkan dari suara khas gunting penjual saat memotong tahu dan lontong: “tek-tek-tek”.
Menariknya, kehadiran kuliner ini di masa lalu bukan hanya sebatas pelengkap perut kosong. Ia berkembang menjadi bagian dari identitas kuliner Surabaya, sebagaimana Rawon atau Rujak Cingur. Hal ini tak lepas dari peran para penjual kaki lima yang berkeliling membawa gerobak sederhana, menyusuri gang-gang sempit hingga jalan besar, sambil menyuarakan suara “tek” yang menjadi penanda keberadaan mereka.
Secara antropologis, kuliner ini mencerminkan budaya kuliner rakyat yang tumbuh bersama dinamika sosial kota pelabuhan seperti Surabaya. Hidangan ini mencerminkan semangat rakyat kecil: sederhana, terbuka, namun tetap punya karakter kuat dalam rasa dan penyajian.
Cita Rasa Autentik yang Terjaga dari Masa ke Masa
Tahu Tek terdiri dari beberapa elemen yang relatif mudah di temui: tahu goreng, lontong atau ketupat, taoge, kentang goreng, dan terkadang tambahan telur. Semua bahan tersebut kemudian di siram dengan bumbu kacang petis khas Jawa Timur yang kental dan gurih.
Salah satu kekhasan dari kuliner ini adalah penggunaan petis udang dalam bumbunya. Berbeda dengan saus kacang biasa, petis memberikan rasa gurih yang dalam dan aroma laut yang khas. Di sinilah Tahu Tek berbeda dari makanan sejenis seperti Ketoprak atau Gado-Gado.
Meski bahan dan cara penyajiannya cenderung konstan dari tahun ke tahun, tiap penjual biasanya memiliki racikan bumbu sendiri. Hal inilah yang membuat pengalaman menyantap kuliner ini bisa berbeda tergantung dari mana Anda membelinya. Beberapa penjual menambahkan cabai rawit untuk memperkuat rasa pedas. Sementara yang lain mungkin lebih menonjolkan rasa manis gurih dari kacang dan petis.
Di masa kini, banyak variasi kuliner ini yang muncul, seperti tambahan kerupuk, sayuran ekstra, hingga penyajian dengan telur dadar sebagai pelengkap. Namun, esensi dari cita rasa klasik tetap di pertahankan.
Tahu Tek Dari Pinggir Jalan ke Restoran
Transformasi kuliner lokal ke dalam bentuk yang lebih modern bukanlah hal baru. Tahu Tek pun ikut dalam arus ini. Saat ini, tidak sedikit restoran maupun kafe yang menyajikan kuliner ini sebagai bagian dari menu khas Indonesia dengan tampilan yang lebih kontemporer. Penyajiannya di buat lebih estetis, meski cita rasa khas tetap di pertahankan.
Selain itu, keberadaan media sosial juga turut memopulerkan kembali kuliner ini di kalangan anak muda. Banyak food vlogger dan kreator konten kuliner yang mengulas Tahu Tek sebagai hidden gem kuliner Jawa Timur. Menjadikannya kembali relevan dan di cari oleh wisatawan kuliner domestik.
Di sisi lain, pemerintah daerah dan pelaku pariwisata mulai menjadikan kuliner ini sebagai bagian dari identitas wisata kuliner Surabaya. Festival makanan tradisional dan promosi UMKM menjadi ajang untuk memperkenalkan Tahu Tek kepada khalayak yang lebih luas. Termasuk wisatawan asing yang ingin mencicipi cita rasa otentik Indonesia.