Tape Bondowoso: Oleh-Oleh Khas Jawa Timur yang Wajib Dicoba

Wisatarakyat.com – Jika menyebut Bondowoso, Jawa Timur, tak lengkap rasanya tanpa membicarakan salah satu ikon kuliner khas yang telah melegenda yaitu tape. Bukan sembarang tape, produk fermentasi berbahan dasar singkong ini telah menjelma menjadi identitas budaya, ekonomi, sekaligus kebanggaan daerah. Tape Bondowoso bukan hanya menjadi oleh-oleh wajib, melainkan juga simbol warisan rasa yang terus hidup di tengah arus modernisasi kuliner.
Di balik kelembutan dan rasa manisnya yang khas, tape ini menyimpan cerita panjang tentang tradisi, kearifan lokal, hingga inovasi masyarakat yang tak henti menjaga keberadaannya. Artikel ini mengajak pembaca menyelami lebih dalam keunikan tape ini, bukan hanya sebagai produk pangan, tetapi juga sebagai representasi kekayaan budaya dari ujung timur Pulau Jawa.
Jejak Sejarah Tape Bondowoso
Tape singkong mungkin dikenal di berbagai wilayah Indonesia, namun Bondowoso memiliki cerita tersendiri dalam hal ini. Berakar dari warisan nenek moyang yang telah berlangsung selama puluhan tahun, tape di Bondowoso bukan sekadar hasil olahan dapur rumah tangga, melainkan hasil dari keahlian turun-temurun yang terus dipertahankan hingga kini.
Proses pembuatannya pun menyimpan filosofi kesabaran dan ketelitian. Singkong berkualitas di pilih secara cermat, lalu di rebus hingga empuk. Setelah dingin, ragi tape di taburkan secara merata. Tahapan fermentasi kemudian menjadi kunci dari seluruh proses ini. Dalam ruang tertutup dengan suhu dan kelembaban tertentu, pati dalam singkong perlahan berubah menjadi gula dan alkohol, menghasilkan rasa manis yang lembut berpadu dengan aroma khas yang tidak bisa di temukan pada tape dari daerah lain.
Fermentasi ini bukan hanya proses ilmiah, melainkan seni yang di wariskan dan di pelajari dari pengalaman. Banyak pembuat tape di Bondowoso percaya bahwa suasana hati, cuaca, bahkan cara penataan tape dalam wadah dapat memengaruhi hasil akhir. Itulah sebabnya, meski terlihat sederhana, tape Bondowoso sejatinya adalah hasil dari kerajinan tangan yang mendalam.
Cita Rasa dan Tekstur yang Membuat Tape Bondowoso Berbeda
Apa yang membuat tape dari Bondowoso berbeda? Jawabannya terletak pada kombinasi rasa, tekstur, dan aroma yang begitu seimbang. Tape Bondowoso memiliki tekstur sangat lembut, hampir lumer di lidah, dengan serat singkong yang nyaris tak terasa. Warna kuning cerah yang merata menunjukkan tingkat fermentasi yang sempurna dan higienis.
Rasanya manis, namun tidak berlebihan, dengan sentuhan asam dan sedikit jejak alkohol alami yang justru memperkaya kenikmatan saat menikmatinya. Aromanya pun kuat namun tidak menusuk, justru membangkitkan selera. Inilah alasan mengapa tape ini sering di juluki sebagai “manisan singkong”, karena kelembutannya lebih menyerupai makanan penutup ketimbang sekadar camilan tradisional.
Ciri khas ini tidak hadir begitu saja, melainkan hasil dari adaptasi resep yang telah di sesuaikan dengan karakter tanah, iklim, dan bahan lokal di kawasan Bondowoso. Kombinasi itulah yang sulit di tiru di daerah lain dan menjadikan tape ini sebagai produk dengan terroir tersendiri, layaknya anggur di dunia kuliner Eropa.
Simbol Ekonomi Rakyat dan Identitas Sosial Daerah
Tape Bondowoso tak hanya bicara soal rasa, tetapi juga menyentuh aspek sosial dan ekonomi masyarakatnya. Di berbagai sudut kota hingga pelosok desa, kita bisa menemukan sentra-sentra produksi tape yang di kelola oleh keluarga secara turun-temurun. Produksi ini menjadi tulang punggung ekonomi lokal, menyerap tenaga kerja, dan memberdayakan kelompok masyarakat, terutama perempuan.
Sebagai oleh-oleh khas, tape juga memiliki nilai ekonomi yang cukup signifikan. Permintaan yang terus meningkat, baik dari wisatawan domestik maupun pengunjung dari luar negeri. Menjadikan tape sebagai komoditas unggulan yang terus bertumbuh. Tidak sedikit pelaku UMKM di Bondowoso yang kini mengembangkan usahanya melalui e-commerce dan media sosial, memperluas jangkauan pasar tape hingga ke kota-kota besar di Indonesia.
Tak berhenti di situ, tape juga telah bertransformasi menjadi bahan utama dalam berbagai inovasi kuliner modern, seperti es tape, prol tape, pancake tape, bahkan tape bakar dengan topping keju dan coklat. Inovasi ini menjadi bukti bahwa tape bukan produk yang statis, tetapi terus berkembang mengikuti zaman.