Beranda DESTINASI WISATA JAWA TIMUR 7 Destinasi Wisata Sejarah di Malang yang Wajib Masuk Itinerary Traveler
JAWA TIMUR

7 Destinasi Wisata Sejarah di Malang yang Wajib Masuk Itinerary Traveler

Gambar : Kompas

Wisatarakyat.com – Kota Malang tidak hanya dikenal lewat udara sejuk dan panorama alamnya. Kota ini juga menyimpan susunan memori panjang yang terekam dalam berbagai situs bersejarah, mulai dari era kerajaan Nusantara, masa kolonial Belanda, hingga periode awal republik. Setiap sudutnya menghadirkan cerita yang membuat pengalaman wisata terasa lebih hidup dan berlapis.

Bagi traveler yang ingin memahami Malang lebih dalam, kunjungan ke destinasi sejarah menjadi pintu masuk yang menarik. Mulai dari candi-candi kuno, museum tematik, hingga kawasan heritage yang pernah menjadi pusat aktivitas ekonomi dan pemerintahan pada zamannya.

Berikut rangkuman destinasi yang bisa menjadi rute eksplorasi sejarah Anda selama berada di Malang.

1. Candi Singosari: Warisan Kerajaan yang Kuat di Abad ke-13

Candi Singosari menjadi salah satu bukti kejayaan Kerajaan Singosari yang berdiri pada masa Ken Arok. Kompleks candi ini menyimpan berbagai relief dan arca yang menggambarkan kehidupan politik serta spiritual saat kerajaan tersebut berkuasa.

Berlokasi di Jalan Kertanegara, Singosari, situs ini mudah diakses dan dilengkapi fasilitas dasar untuk pengunjung. Tiket masuknya pun sangat terjangkau, hanya sekitar lima ribu rupiah. Banyak wisatawan memilih lokasi ini sebagai titik awal untuk memahami bagaimana Malang berkembang dari pusat kerajaan hingga menjadi kota modern.

2. Candi Badut: Pura Tertua di Jawa Timur

Di wilayah Tidar, terdapat Candi Badut yang diperkirakan berdiri sejak tahun 760 Masehi. Struktur bangunannya memperlihatkan karakter khas Hindu kuno, yang menjadikannya salah satu situs arkeologi paling awal di Jawa Timur.

Letaknya yang hanya beberapa menit dari pusat kota membuat candi ini ramai dikunjungi pelajar, peneliti, hingga wisatawan umum. Tidak ada biaya tiket masuk; pengunjung hanya perlu membayar parkir kepada warga sekitar yang membantu menjaga area candi.

3. Museum Brawijaya: Menyusuri Sejarah Militer di Jawa Timur

Museum Brawijaya hadir sebagai arsip perjalanan militer di Jawa Timur, khususnya pada masa perjuangan kemerdekaan. Di dalamnya tersimpan koleksi kendaraan tempur, senjata, dan dokumen bersejarah yang ditata secara naratif.

Terletak di kawasan Jalan Ijen, museum ini buka setiap hari kecuali Senin. Dengan tiket sepuluh ribu rupiah, pengunjung bisa memahami bagaimana peran Malang dan Jawa Timur dalam berbagai operasi militer pada masa lampau.

4. Museum Musik Indonesia: Arsip Penting Perjalanan Musik Tanah Air

Tidak banyak yang tahu bahwa Malang menjadi rumah bagi satu-satunya museum musik di Indonesia. Museum Musik Indonesia (MMI) berdiri berkat dedikasi komunitas pecinta musik yang sejak era 1970-an aktif mengumpulkan kaset, piringan hitam, majalah, dan berbagai memorabilia musik lokal.

MMI berada di Kawasan Kasin dan buka hampir setiap hari. Dengan tiket masuk sepuluh ribu rupiah, pecinta musik bisa menikmati ribuan koleksi yang menggambarkan dinamika industri musik Indonesia sejak puluhan tahun lalu.

5. Museum Mpu Purwa: Arsip Kerajaan Hindu–Buddha di Tanah Malang

Museum Mpu Purwa menjadi ruang konservasi penting untuk menyimpan peninggalan kerajaan-kerajaan besar seperti Kanjuruhan, Majapahit, hingga Singhasari. Koleksinya terdiri dari arca, prasasti, dan artefak lain yang memperlihatkan peradaban Hindu–Buddha di Jawa Timur.

Lokasinya berada di kawasan Soekarno Hatta. Museum ini tidak memungut tiket masuk; pengunjung hanya perlu memindai barcode buku tamu. Jadwal operasionalnya cukup panjang, kecuali pada hari Senin ketika museum tutup untuk perawatan koleksi.

6. Kayutangan Heritage: Wajah Kota Lama yang Tertata dan Sarat Kisah

Kayutangan Heritage adalah kawasan pemukiman tua yang kini dihidupkan kembali sebagai destinasi wisata budaya. Bangunan kolonial yang terawat, lorong-lorong kecil, hingga cerita masyarakat setempat menjadi daya tarik utama.

Pengunjung dapat menyusuri rumah-rumah tua, makam kuno, pasar tradisional, dan berbagai titik bersejarah lain yang masih mempertahankan identitas masa kolonial. Kawasan ini sekaligus menjadi ruang edukasi bagaimana Malang berkembang sebagai kota perdagangan di masa lampau.

7. Balai Kota Malang: Ikon Arsitektur Kolonial Bergaya Indische Empire

Balai Kota Malang merupakan salah satu bangunan kolonial paling menonjol di pusat kota. Dibangun pada 1927, gedung ini memadukan kemegahan arsitektur Indische Empire dengan fungsi administratif sebagai pusat pemerintahan.

Rancangannya melibatkan arsitek Belanda terkemuka dan memiliki sistem ventilasi alami yang memanfaatkan aliran udara dari sungai di sekitarnya. Sejak era kolonial hingga setelah kemerdekaan, gedung ini tetap berperan sebagai pusat pemerintahan Kota Malang.

Penutup

Dengan kekayaan situs sejarah yang masih terjaga, Malang menjadi destinasi ideal bagi traveler yang ingin mendapatkan pengalaman wisata yang lebih bermakna. Setiap lokasi menghadirkan potongan narasi berbeda—mulai dari jejak kerajaan kuno, dinamika kolonial, hingga perkembangan budaya modern.

Menjelajahi Malang berarti menyusuri waktu dan mengenal perjalanan panjang kota yang terus berkembang tanpa melepaskan akar sejarahnya. Jika Anda merencanakan liburan, destinasi sejarah di atas bisa menjadi rute menarik untuk memperkaya pengetahuan sekaligus menikmati keindahan kota.

 

Sebelumnya

5 Tempat Menyajikan Ayam Woku di Jakarta yang Wajib Dicoba

Wisata Rakyat