Wisatarakyat.com – Banyak orang bertanya-tanya, apakah nasi benar-benar bisa menyebabkan diabetes. Di Indonesia, nasi adalah makanan pokok yang hampir selalu ada dalam setiap hidangan.
Namun, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa konsumsi nasi berlebih memiliki kaitan dengan risiko diabetes tipe 2.Fenomena ini memicu perdebatan luas di kalangan ahli gizi dan masyarakat umum.
Nasi putih dikenal sebagai sumber karbohidrat utama yang memberikan energi bagi tubuh. Namun, indeks glikemik nasi putih yang cukup tinggi membuatnya cepat diubah menjadi gula dalam darah.
Hal ini membuat konsumsi nasi berlebihan berpotensi meningkatkan kadar gula darah secara signifikan.
Sebuah studi dari Harvard School of Public Health menunjukkan bahwa konsumsi nasi putih secara rutin dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Penelitian tersebut mengamati pola makan masyarakat Asia yang sering mengonsumsi nasi putih sebagai makanan utama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi nasi lebih dari lima porsi per minggu memiliki risiko diabetes lebih tinggi dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsinya.
Para ahli menyebut bahwa nasi putih memiliki indeks glikemik sekitar 73.
Indeks glikemik adalah ukuran seberapa cepat makanan meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh.
Makanan dengan indeks glikemik tinggi, menurut pafipcsumbawabarat.org, menyebabkan lonjakan gula darah secara cepat, yang memaksa pankreas bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin.
Jika kebiasaan ini berlangsung dalam jangka panjang, tubuh berpotensi mengalami resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah kondisi ketika tubuh tidak mampu menggunakan insulin dengan efektif.
Kondisi ini menjadi pemicu utama diabetes tipe 2. Gaya hidup tidak sehat, termasuk pola makan tinggi karbohidrat sederhana seperti nasi putih, menjadi salah satu penyebab utamanya.
Namun, penting untuk memahami bahwa nasi bukan satu-satunya penyebab diabetes.
Faktor lain seperti kurangnya aktivitas fisik, konsumsi gula tambahan, obesitas, dan faktor genetik juga memainkan peran penting.
Meski begitu, nasi tetap menjadi perhatian karena jumlah konsumsinya yang tinggi di kalangan masyarakat Asia.
Sebagai solusi, beberapa ahli gizi merekomendasikan untuk mengganti nasi putih dengan sumber karbohidrat yang memiliki indeks glikemik lebih rendah.
Contohnya adalah nasi merah, nasi cokelat, quinoa, atau oats. Nasi merah, misalnya, memiliki indeks glikemik sekitar 50-55, jauh lebih rendah dibandingkan nasi putih.
Selain itu, nasi merah mengandung serat yang lebih tinggi, sehingga pencernaan berjalan lebih lambat dan kadar gula darah lebih stabil. Selain mengganti jenis nasi, porsi nasi yang dikonsumsi juga harus diperhatikan.
Ahli gizi menyarankan untuk membatasi konsumsi nasi tidak lebih dari seperempat piring dalam satu kali makan. Sisanya, piring bisa diisi dengan sayuran, protein hewani atau nabati, serta lemak sehat.
Kombinasi ini dapat membantu menjaga keseimbangan nutrisi dalam tubuh. Mengonsumsi nasi dalam jumlah wajar, dikombinasikan dengan gaya hidup aktif, tidak serta merta menyebabkan diabetes.
Sebaliknya, konsumsi nasi yang berlebihan tanpa diimbangi aktivitas fisik yang cukup dapat meningkatkan risiko resistensi insulin.