Wisatarakyat.com – Tepung yang sering digunakan dalam makanan sehari-hari ternyata bisa membahayakan penderita diabetes. Banyak orang mengira bahwa tepung aman dikonsumsi karena rasanya yang tidak manis.

Namun, tepung justru memiliki kandungan yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Bagi penderita diabetes, memahami kandungan dalam tepung adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan.

Tepung dan Indeks Glikemik: Pemicu Lonjakan Gula Darah

Tepung, terutama tepung putih, memiliki indeks glikemik (IG) yang tinggi. Indeks glikemik adalah ukuran seberapa cepat suatu makanan dapat meningkatkan kadar gula darah.

Semakin tinggi angka IG menurut pafipcbadung.org, semakin cepat pula gula darah melonjak setelah mengonsumsi makanan tersebut.

Hal ini sangat berbahaya bagi penderita diabetes yang harus menjaga kadar gula darah tetap stabil. Tepung putih, misalnya, memiliki IG sekitar 70-85, tergolong tinggi dan hampir setara dengan gula pasir.

Ketika dikonsumsi, tepung diubah menjadi glukosa oleh tubuh dalam waktu singkat. Proses ini menyebabkan peningkatan gula darah yang dapat memicu berbagai komplikasi pada penderita diabetes.

 

Mengapa Tepung Berbahaya Meski Tidak Manis?

Banyak yang tidak menyadari bahwa tepung sebenarnya adalah karbohidrat sederhana. Karbohidrat sederhana cepat dicerna oleh tubuh dan diubah menjadi gula.

Makanan yang mengandung tepung, seperti roti putih, mie instan, atau kue, terlihat aman karena tidak manis. Padahal, efeknya di dalam tubuh sama seperti mengonsumsi makanan manis.

Tubuh penderita diabetes kesulitan memproses gula dengan efisien. Insulin, hormon yang berfungsi mengatur gula darah, tidak bekerja optimal pada penderita diabetes. Akibatnya, gula darah akan terus meningkat setiap kali mengonsumsi makanan berbahan dasar tepung.

 

Dampak Tepung bagi Penderita Diabetes

Mengonsumsi tepung secara rutin dapat menimbulkan risiko serius bagi penderita diabetes. Lonjakan gula darah yang terus-menerus dapat memicu komplikasi seperti kerusakan saraf, ginjal, dan mata.

Selain itu, tingginya gula darah juga berhubungan dengan risiko penyakit jantung. Penelitian dari American Diabetes Association menyebutkan bahwa makanan dengan IG tinggi dapat meningkatkan risiko resistensi insulin.

Resistensi insulin memperburuk kondisi diabetes dan menyebabkan perkembangan penyakit menjadi lebih parah. Bahkan, dalam beberapa kasus, konsumsi tepung berlebih dapat menyebabkan obesitas.

Obesitas merupakan faktor utama yang memperburuk diabetes tipe 2.

 

Jenis Tepung yang Harus Dihindari

Penderita diabetes sebaiknya menghindari beberapa jenis tepung dengan IG tinggi. Tepung terigu atau tepung putih adalah yang paling berbahaya.

Produk olahan dari tepung putih, seperti roti tawar, pasta, dan kue, sebaiknya dihindari atau dikonsumsi dalam jumlah sangat sedikit.

Tepung beras juga memiliki indeks glikemik tinggi dan dapat meningkatkan gula darah dengan cepat. Begitu pula dengan tepung jagung, yang sering digunakan sebagai bahan baku camilan.

Bagi penderita diabetes, mengonsumsi makanan berbahan tepung sama seperti menambahkan gula ke dalam tubuh.

 

Alternatif Tepung Aman untuk Penderita Diabetes

Meskipun tepung putih berbahaya, beberapa jenis tepung alternatif lebih aman untuk penderita diabetes. Salah satunya adalah tepung almond, yang memiliki IG rendah dan tinggi protein.

Tepung kacang kedelai juga bisa menjadi pilihan karena kaya akan serat dan protein. Serat dalam tepung kedelai membantu memperlambat penyerapan gula dalam darah.

Tepung gandum utuh juga lebih baik dibandingkan tepung putih. Tepung ini mengandung serat lebih tinggi yang membantu menjaga kestabilan gula darah. Namun, meskipun lebih aman, tepung-tepung tersebut tetap harus dikonsumsi dalam porsi yang terkendali.

Bagikan: