Wisatarakyat.com – Malaria merupakan penyakit infeksi serius yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles.

Penyakit ini menjadi ancaman kesehatan global, terutama di wilayah tropis dan subtropis dengan angka kematian yang signifikan setiap tahunnya.

Indonesia menjadi salah satu negara dengan kasus malaria yang cukup tinggi, terutama di daerah-daerah dengan curah hujan tinggi dan sanitasi yang kurang memadai.

Pengetahuan mengenai penyebab dan gejala malaria sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini di masyarakat.

Penyebab utama malaria menurut pafiandolo.org adalah infeksi parasit Plasmodium yang masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.

Nyamuk Anopheles menjadi vektor atau pembawa parasit malaria yang berkembang biak di tubuh manusia setelah menggigit.

Ada lima jenis Plasmodium yang dapat menyebabkan malaria, yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan Plasmodium knowlesi.

Dari kelima jenis tersebut, Plasmodium falciparum adalah yang paling mematikan karena dapat menyebabkan komplikasi parah seperti anemia berat dan gagal organ.

Nyamuk Anopheles berkembang biak di lingkungan yang memiliki genangan air, seperti sawah, rawa, dan wadah air yang tidak tertutup.

Gigitan nyamuk biasanya terjadi pada malam hari karena nyamuk Anopheles lebih aktif pada waktu tersebut.

Selain itu, iklim yang hangat dan lembap menjadi faktor pendukung bagi nyamuk untuk bertahan hidup dan menyebarkan penyakit malaria.

Gejala malaria biasanya muncul dalam waktu 10 hingga 15 hari setelah terinfeksi parasit. Demam tinggi adalah salah satu gejala paling umum yang sering diikuti oleh keringat dingin dan menggigil.

Penderita malaria juga sering merasakan sakit kepala hebat yang disertai dengan kelelahan ekstrem. Mual, muntah, dan diare dapat muncul sebagai gejala tambahan yang memperburuk kondisi pasien.

Pada kasus malaria berat, penderita dapat mengalami komplikasi serius seperti kesulitan bernapas, kejang, dan kehilangan kesadaran.

Anemia berat juga sering dialami oleh penderita malaria akibat penghancuran sel darah merah yang dilakukan oleh parasit. Keterlambatan dalam mendiagnosis dan mengobati malaria dapat menyebabkan kematian, terutama pada anak-anak dan ibu hamil.

Pencegahan malaria dapat dilakukan dengan mengurangi kontak langsung dengan nyamuk Anopheles. Penggunaan kelambu yang telah diberi insektisida sangat efektif untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk saat tidur.

Menguras dan membersihkan wadah air secara rutin dapat membantu mencegah perkembangbiakan nyamuk. Pemakaian obat antimalaria seperti klorokuin atau kombinasi artemisinin juga disarankan bagi orang yang tinggal di daerah endemis.

Vaksin malaria mulai tersedia di beberapa negara untuk memberikan perlindungan tambahan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak.

Kampanye edukasi tentang malaria sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa malaria masih menjadi tantangan kesehatan global yang memerlukan perhatian serius.

Di Indonesia, pemerintah terus berupaya mengurangi angka kasus malaria melalui program eliminasi yang melibatkan berbagai pihak. Wilayah seperti Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan menjadi fokus utama karena memiliki angka kasus malaria yang tinggi.

Dengan mengetahui penyebab dan gejala malaria, masyarakat dapat lebih waspada dalam melindungi diri dan keluarganya dari penyakit ini.

 

Kesadaran kolektif sangat penting untuk menghentikan penyebaran malaria dan mewujudkan dunia yang bebas dari penyakit mematikan ini.***

 

Bagikan: