Wae Rebo Manggarai: Lokasi, Harga Tiket, Jam Buka, Daya Tarik & Fasilitas
Wisatarakyat.com – Di tengah bentangan alam Nusa Tenggara Timur yang memukau, terdapat sebuah desa adat bernama Wae Rebo yang kerap dijuluki sebagai Desa di Atas Awan. Terletak di Kecamatan Satar Lenda, Kabupaten Manggarai, desa ini berada di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut. Lanskapnya yang menawan berpadu dengan warisan budaya yang kental menjadikan Wae Rebo sebagai destinasi unggulan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Keunikan Wae Rebo bukan hanya pada arsitektur rumah adatnya yang ikonik, tetapi juga pada perjalanan menuju lokasi yang menantang sekaligus mengasyikkan. Bagi para pelancong, perjalanan menuju desa ini menjadi bagian dari pengalaman yang tak terlupakan.
Lokasi Wae Rebo
Wae Rebo berada di wilayah pegunungan yang sejuk dan asri di Kabupaten Manggarai, NTT. Untuk mencapainya, pengunjung biasanya memulai perjalanan dari Desa Denge. Dari desa tersebut, perjalanan dilanjutkan dengan trekking sejauh 7 kilometer yang memakan waktu sekitar 2 hingga 3 jam, tergantung kondisi fisik dan cuaca. Jalur trekking didominasi jalan setapak yang menanjak, melewati hutan tropis yang masih terjaga, serta pemandangan lembah yang indah.
Meskipun cukup menantang, rute ini menjadi daya tarik tersendiri karena pengunjung dapat merasakan sensasi petualangan di alam liar sembari menikmati panorama pegunungan. Penduduk setempat umumnya menyarankan untuk memulai perjalanan pagi atau siang hari guna menghindari risiko trekking dalam kondisi gelap.
Harga Tiket Wae Rebo
Untuk menikmati keindahan dan keramahan masyarakat Wae Rebo, pengunjung perlu menyiapkan sejumlah biaya. Berdasarkan informasi dari beberapa sumber, berikut kisaran biaya yang perlu diperhitungkan:
- Tiket masuk desa: berkisar antara Rp250.000 hingga Rp300.000 per orang.
- Biaya menginap: sekitar Rp325.000 per orang, sudah termasuk fasilitas makan tiga kali sehari.
- Jasa pemandu lokal (opsional): Rp250.000 hingga Rp300.000. Kehadiran pemandu sangat membantu, terutama bagi wisatawan yang baru pertama kali berkunjung.
- Ojek dari Desa Denge ke titik awal trekking: sekitar Rp25.000 per orang.
Harga ini sewaktu-waktu dapat berubah mengikuti kebijakan desa dan kebutuhan perawatan fasilitas. Wisatawan disarankan membawa uang tunai secukupnya, mengingat akses mesin ATM di wilayah ini sangat terbatas.
Jam Operasional
Wae Rebo memiliki aturan ketat terkait jam kunjungan demi menjaga keamanan dan menghormati tradisi lokal. Pendaki tidak di perkenankan memulai trekking setelah pukul 16.00 WITA. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan pengunjung tiba sebelum gelap, mengingat jalur trekking yang tidak di lengkapi penerangan.
Selain itu, wisatawan yang tiba di desa setelah pukul 18.00 WITA tidak akan mendapatkan makan malam yang di sediakan warga, karena kegiatan memasak telah selesai sebelum malam tiba. Disarankan untuk merencanakan perjalanan dengan baik agar semua fasilitas dapat di nikmati secara maksimal.
Daya Tarik Wae Rebo
Wae Rebo menawarkan beragam daya tarik yang memadukan pesona alam dan kekayaan budaya.
1. Rumah Adat Mbaru Niang
Ikon utama desa ini adalah tujuh rumah adat berbentuk kerucut yang di sebut Mbaru Niang. Atapnya terbuat dari ijuk dan daun lontar, sementara interiornya terdiri dari lima tingkat dengan fungsi berbeda, mulai dari ruang tinggal hingga tempat penyimpanan hasil panen dan perlengkapan upacara. Keunikan arsitektur ini membuat Wae Rebo meraih pengakuan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada 2012.
2. Panorama Alam yang Menakjubkan
Udara pegunungan yang sejuk berpadu dengan hamparan hutan dan perbukitan hijau memberikan ketenangan bagi pengunjung. Kabut tipis yang menyelimuti desa di pagi hari menambah kesan magis, seakan berada di negeri di atas awan.
3. Upacara dan Tradisi Adat
Bagi wisatawan yang beruntung, mereka dapat menyaksikan upacara adat seperti Penti, sebuah tradisi tahunan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan dan leluhur.
4. Aktivitas Budaya
Pengunjung dapat ikut serta dalam kegiatan sehari-hari warga, seperti menenun kain tradisional atau mengolah kopi khas Wae Rebo yang memiliki cita rasa unik.
Fasilitas
Meskipun tergolong desa terpencil, Wae Rebo telah menyediakan sejumlah fasilitas untuk menunjang kenyamanan wisatawan. Terdapat penginapan sederhana yang di bangun menyerupai rumah adat Mbaru Niang, rumah makan yang menyediakan hidangan khas daerah, serta pusat kerajinan tangan yang menjual suvenir hasil karya warga.
Penginapan di Wae Rebo umumnya berbentuk homestay dengan konsep berbagi ruangan bersama wisatawan lain. Selain itu, fasilitas toilet dan kamar mandi sederhana telah tersedia, meski jumlahnya terbatas. Wisatawan di harapkan memahami bahwa fasilitas di desa ini di buat dengan mempertahankan kearifan lokal, sehingga tetap selaras dengan lingkungan dan tradisi setempat.