Pulau Onrust, Jejak Sejarah VOC yang Kini Menjadi Museum Arkeologi di Tengah Laut Jakarta
Wisatarakyat.com – Pulau Onrust di Kepulauan Seribu bukan sekadar pulau kecil yang terhampar di utara Jakarta. Pulau ini menyimpan lapisan sejarah panjang yang mencerminkan perjalanan bangsa Indonesia dari masa kolonial hingga kemerdekaan. Kini, sisa-sisa peninggalannya diabadikan dalam bentuk Museum Arkeologi Onrust, sebuah destinasi wisata edukatif yang mengajak pengunjung menelusuri jejak masa lalu.
Dari Pusat Galangan Kapal hingga Benteng Pertahanan
Pada abad ke-17, Pulau Onrust berperan penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan Belanda di Asia. Pulau ini menjadi galangan kapal utama VOC, jauh sebelum pelabuhan Tanjung Priok berdiri. Aktivitas kapal yang padat membuatnya dijuluki “Pulau Kapal”, menggambarkan betapa sibuknya kawasan tersebut pada masa itu.
VOC bahkan membangun benteng pertahanan setinggi sembilan meter lengkap dengan bastion yang berfungsi sebagai menara pengintai. Dari sinilah, Onrust menjadi salah satu titik vital penjagaan di Teluk Jakarta. Hasil ekskavasi arkeologi modern menunjukkan sisa-sisa benteng dan kincir angin yang dahulu digunakan untuk memotong kayu kapal—bukti nyata kemajuan teknologi maritim Belanda kala itu.
Fase Baru: Rumah Sakit dan Karantina Haji
Memasuki abad ke-20, tepatnya pada tahun 1911, Pulau Onrust beralih fungsi menjadi pusat karantina haji dan rumah sakit modern bagi para pendatang dari luar negeri sebelum masuk ke Batavia. Fasilitasnya tergolong lengkap untuk ukuran masa itu—terdapat asrama berukuran 6×30 meter yang bisa menampung hingga 100 orang per bangunan, penjara, hingga bunker pertahanan.
“Penampungan barang-barang di Pulau Onrust ada 35 unit penampungan haji, dan satu unit bisa menampung 100 orang,” ujar Gindo, pemandu wisata Kepulauan Seribu yang kerap mendampingi tur edukatif ke pulau ini.
Selama masa operasionalnya, para jemaah haji yang baru tiba di Batavia diwajibkan menjalani masa observasi selama lima hari. Jika ditemukan gejala penyakit, mereka akan dipindahkan ke Pulau Cipir yang berfungsi sebagai rumah sakit karantina tambahan. Sayangnya, masa itu juga meninggalkan catatan kelam. Penyakit menular seperti leptospirosis kerap menyerang akibat buruknya sanitasi kapal yang membawa tikus dari luar negeri.
Tragedi dan Masa Suram Pulau Onrust
Nama “Onrust” sendiri berasal dari bahasa Belanda yang berarti “tidak pernah beristirahat”. Julukan ini bukan tanpa alasan. Sepanjang sejarahnya, pulau ini menjadi saksi banyak peristiwa tragis, termasuk kisah Maria van de Veldes, seorang noni Belanda yang meninggal karena depresi dan dimakamkan di pulau ini. Di pusaranya ditemukan sebaris puisi cinta yang hingga kini masih bisa dibaca.
Pada masa revolusi kemerdekaan, Onrust juga dijadikan tempat pembuangan tahanan politik, termasuk anggota DI/TII. Puncak masa kelamnya terjadi pada tahun 1968, ketika bangunan-bangunan bersejarah di pulau ini dijarah hingga menyisakan puing-puing. Batu bata, besi, dan material bangunan diambil tanpa kendali.
Bangkit Kembali sebagai Museum Arkeologi
Kebangkitan Onrust dimulai tahun 1972 ketika pemerintah menetapkannya sebagai Taman Arkeologi Onrust. Statusnya kemudian ditingkatkan menjadi Museum Arkeologi Tipe A pada tahun 2024. Kini, pengunjung dapat menyaksikan sisa-sisa struktur VOC, reruntuhan bangunan tua, hingga sekitar 50 makam Belanda yang masih terawat.
Salah satu spot yang paling menarik perhatian adalah bunker pendingin amunisi dengan delapan ruangan terpisah. Namun, akibat usia dan kerusakan struktur, dinding bunker kini retak dan terisi air payau dengan kedalaman sekitar 1,3 meter.
“Dinding bunker sudah pecah, jadi air laut masuk ke dalam. Ruangannya ada delapan, tapi masing-masing terpisah empat-empat,” jelas Rosyadi, pemandu lokal Pulau Onrust.
Selain artefak sejarah, pengunjung juga bisa menemukan batu bata abad ke-18 yang semakin keras bila terkena air laut—teknologi arsitektur kuno yang jarang ditemukan. Di sekelilingnya, tumbuh pohon keben, tumbuhan khas pesisir yang kini menjadi bagian dari ekosistem alami Onrust.
Cara Menuju ke Pulau Onrust
Untuk berkunjung, wisatawan bisa berangkat dari Dermaga Marina Ancol menggunakan kapal wisata. Waktu tempuhnya hanya sekitar 20 menit. Karena pulau ini tidak berpenghuni, pasokan listrik masih mengandalkan genset yang dioperasikan pada jam tertentu.
Meski kecil, Pulau Onrust menawarkan pengalaman wisata yang kaya nilai sejarah dan edukasi. Setiap sudutnya seolah mengajak pengunjung memahami bahwa kemajuan bangsa tidak lepas dari masa lalu yang penuh perjuangan, penderitaan, dan pembelajaran.













