Wisatarakyat.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menegaskan pentingnya peran media dalam mendukung pemerataan wisatawan di Bali. Sebagai bagian dari pentahelix pariwisata yang melibatkan akademisi, pebisnis, pemerintah, komunitas, dan media, Sandiaga mendorong agar media turut serta dalam mempromosikan destinasi alternatif di Bali, seperti Bali Utara, Banyuwangi, dan Bali Barat. Hal ini diungkapkan Sandiaga dalam acara diskusi dengan peserta Press Tour di Kantor Bupati Buleleng, Sabtu (10/8/2024).
“Media memiliki peran strategis dalam menarik minat wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata alternatif seperti Buleleng, Banyuwangi, dan Bali Barat. Semakin banyak pemberitaan media, semakin tinggi pula minat wisatawan untuk berkunjung ke sana,” kata Sandiaga Uno.
Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk pemerataan pendapatan pariwisata di seluruh wilayah Bali, tetapi juga untuk menghindari gejala overtourism yang sering terjadi di Bali Selatan. Data menunjukkan bahwa pada semester pertama 2024, sebanyak 45,39 persen dari total 6,4 juta wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia, masuk melalui Bali. Angka ini bahkan sudah melampaui jumlah kunjungan sebelum pandemi pada tahun 2019.
Pemerintah bersama seluruh pihak terkait terus berupaya meningkatkan ekosistem pariwisata di Bali agar lebih berkualitas dan berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan membuat paket wisata menarik yang mencakup wilayah Bali Utara, seperti Pemuteran, Ijen, dan Bromo.
Dalam upaya menarik lebih banyak wisatawan ke Bali Utara, Sandiaga menyebutkan bahwa Desa Wisata juga memegang peranan penting. Kabupaten Buleleng, misalnya, memiliki 75 desa wisata, dengan sembilan di antaranya masuk dalam nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Salah satu yang paling menonjol adalah Desa Wisata Pemuteran, yang telah mendapatkan pengakuan internasional karena keberhasilannya dalam konservasi terumbu karang menggunakan metode Biorock.
Tantangan Aksesibilitas di Buleleng
Meski potensinya besar, penyebaran wisatawan dari Bali Selatan ke Bali Utara masih menghadapi kendala signifikan, terutama dari sisi aksesibilitas. Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, menyebutkan bahwa hanya sekitar 10 persen wisatawan yang datang ke Bali Selatan yang melanjutkan perjalanan ke Bali Utara.
“Pariwisata Buleleng mengalami high seasons hanya dua bulan, yakni pada Juli-Agustus dan puncak musim liburan pada Desember-Januari, dengan okupansi hotel rata-rata 80 persen. Di luar itu, okupansi hotel hanya mencapai 20-30 persen,” jelas Gede Suyasa.
Rendahnya angka kunjungan ini membuat Pemkab Buleleng hanya menargetkan pendapatan daerah dari Pajak Hotel dan Restoran (PHR) sebesar Rp200 miliar, di mana pada semester pertama 2024 baru tercapai 49 persen. Gede menekankan bahwa aksesibilitas menjadi salah satu faktor utama rendahnya penyebaran wisatawan ke Bali Utara, terutama karena kondisi infrastruktur jalan yang kurang memadai.
Sebagai solusi, pembangunan Jalan Nasional Baru (Short Cut) Singaraja-Mengwitani diharapkan dapat menjadi jawaban atas masalah ini. Pembangunan jalan ini yang telah mencapai titik 3-8, diharapkan bisa dilanjutkan hingga mendekati pusat Kota Singaraja.
Komitmen pada Pengembangan Wisata Berbasis Komunitas
Pengembangan pariwisata di Bali Utara juga fokus pada eco-community based tourism, yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara konservasi lingkungan dan budaya lokal dengan kegiatan pariwisata. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Gede Dody Sukma Aktiva Askara, menegaskan bahwa Buleleng memiliki banyak potensi alam dan budaya yang harus dijaga dan dikembangkan.
“Kami fokus pada pengembangan eco-community based tourism dengan atraksi wisata alam dan budaya yang memberikan edukasi kepada wisatawan untuk turut serta menjaga lingkungan alam dan mengapresiasi budaya masyarakat setempat,” kata Gede Dody.
Program ini bertujuan untuk mempromosikan destinasi wisata di Bali Utara yang masih kurang dikenal wisatawan, sekaligus sebagai langkah konkret dalam menghadapi tantangan overtourism di Bali Selatan. Dengan demikian, pariwisata di Bali Utara diharapkan dapat tumbuh secara berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat.
Turut hadir dalam acara diskusi tersebut sejumlah pejabat daerah dan perwakilan media nasional serta internasional, yang diharapkan dapat menjadi jembatan dalam menyebarluaskan informasi tentang potensi pariwisata Bali Utara
Sumber : Kemenparakref.go.id