![Pantai Bali Lestari](https://wisatarakyat.com/wp-content/uploads/2025/01/Gambar-Wisatoid-600x450.jpg)
Pelitadigital.com – Pulau Kemaro, yang berarti Pulau Kemarau, terletak di tengah aliran Sungai Musi, Palembang. Keunikan pulau ini terletak pada sejarahnya yang penuh legenda, serta berbagai daya tarik budaya dan spiritual yang membuatnya populer di kalangan wisatawan.
Dengan kekayaan cerita tentang cinta, arsitektur megah, dan tradisi lokal, Pulau Kemaro menjadi destinasi wajib dikunjungi saat berada di Palembang.
Lokasi Pulau Kemaro Palembang
Pulau Kemaro terletak di kawasan Sungai Musi, sekitar 20 menit perjalanan menggunakan perahu dari Dermaga Benteng Kuto Besak, Palembang. Pulau seluas 30 hektar ini dapat diakses melalui perjalanan air dengan menggunakan kapal ketek atau speed boat.
Meskipun tidak terlalu besar, pulau ini selalu ramai oleh wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam serta nilai sejarah yang dimilikinya.
Harga Tiket
Masuk ke Pulau Kemaro tidak dikenakan biaya tiket, alias gratis. Namun, pengunjung perlu menyewa perahu untuk menyeberang Sungai Musi. Tarif perahu ketek berkisar antara Rp100.000 hingga Rp250.000 pulang-pergi, sementara tarif speed boat mencapai Rp500.000 pulang-pergi.
Selama periode Cap Go Meh, akses ke pulau juga bisa menggunakan tongkang yang memungkinkan mobil menyeberangi sungai.
Jam Operasional
Pulau Kemaro buka setiap hari dari pukul 09.00 hingga 21.00 WIB. Pengunjung bisa datang kapan saja dalam rentang waktu tersebut untuk menikmati berbagai atraksi yang ditawarkan pulau ini.
Daya Tarik
Pulau Kemaro memiliki banyak daya tarik yang memikat wisatawan, terutama bagi mereka yang tertarik pada budaya Tionghoa dan legenda cinta yang melingkupinya.
Pagoda Berlantai 9
Pagoda setinggi 45 meter ini menjadi ikon utama Pulau Kemaro. Dibangun pada tahun 2006, arsitektur pagoda mengikuti gaya khas Tionghoa dengan prinsip Feng Shui.
Pagoda ini memiliki delapan sudut yang mencerminkan simbol Pat Kwa, serta menjadi tempat ibadah umat Buddha, terutama selama perayaan Imlek.
Klenteng Hok Tjing Rio
Selain pagoda, Pulau Kemaro juga memiliki klenteng yang menjadi tempat ibadah utama bagi warga Tionghoa setempat.
Klenteng Hok Tjing Rio, atau yang dikenal sebagai Klenteng Kwan Im, didirikan sejak tahun 1962 dan menjadi pusat spiritual di pulau ini.
Keberadaan klenteng yang berdampingan dengan makam Tan Bun An dan Siti Fatimah menambah nilai sejarah serta daya tarik budaya bagi pengunjung.
Pohon Cinta
Pulau Kemaro juga terkenal dengan Pohon Cinta, yang dianggap melambangkan cinta sejati antara Tan Bun An dan Siti Fatimah.
Pasangan yang mengukir nama di pohon ini diyakini akan memiliki hubungan yang langgeng. Kisah romantis namun tragis ini menjadi magnet bagi pasangan yang datang untuk memperkuat komitmen mereka.
Kampung Air
Selain situs budaya, Pulau Kemaro juga memiliki kampung air yang unik. Kampung ini dihuni sekitar 200 kepala keluarga dan menawarkan pemandangan jalan setapak melayang di atas air.
Wisatawan bisa berkunjung untuk merasakan kehidupan sehari-hari penduduk yang masih sangat erat dengan budaya sungai.
Fasilitas
Pulau Kemaro dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk menunjang kenyamanan pengunjung. Selain kapal ketek dan speed boat sebagai moda transportasi, terdapat pula homestay yang disediakan oleh penduduk setempat bagi wisatawan yang ingin menginap.
Di pulau ini juga terdapat visitor center dan community center yang berfungsi sebagai pusat informasi bagi para pengunjung. Galeri barang antik yang menampilkan koleksi peninggalan sejarah dari Sungai Musi juga menjadi daya tarik tambahan bagi para pecinta sejarah.
Pulau Kemaro merupakan destinasi wisata yang menawarkan kombinasi unik antara budaya, sejarah, dan legenda. Dengan keindahan arsitektur pagoda, kedamaian klenteng, serta kisah cinta yang mengharukan, Pulau Kemaro menjadi tempat yang sempurna untuk menghabiskan waktu bersama keluarga maupun pasangan. Jangan lupa untuk menyeberangi Sungai Musi dan merasakan keajaiban pulau ini secara langsung!